Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Gen Z di Era digital


NAMA  : Hanifah Indardini 
NIM      : 2330023052
KELAS : GIZI B
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas My Holiday

Generasi Z, atau yang dikenal sebagai digital native, lahir dan tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang pesat. Era digital menawarkan kemudahan akses informasi, interaksi tanpa batas, dan peluang tak terhingga. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersimpan tantangan serius terhadap kesehatan mental. Tekanan sosial, cyberbullying, serta fear of missing out (FOMO) yang dipicu oleh media sosial, kerap kali memicu kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental merupakan fondasi utama bagi Gen Z untuk mengoptimalkan potensi diri dan mewujudkan cita-cita sebagai "Generasi Rahmatan Lil 'Alamin" yang inovatif dan berdampak positif bagi bangsa, sebagaimana yang diajarkan di UNUSA. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat untuk berbagi dan berinteraksi, seringkali menjadi arena perbandingan sosial. Gen Z terdorong untuk menampilkan sisi terbaiknya, bahkan jika itu tidak sesuai dengan realitas. Di sinilah kaidah "Rahmatan Lil 'Alamin" atau rahmat bagi semesta alam berperan penting. Nilai ini mengajarkan kita untuk saling berempati, tidak menghakimi, dan menyebarkan kebaikan, bahkan di dunia maya. Dengan menerapkan nilai ini, Gen Z dapat menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan suportif, alih-alih menjadi sumber tekanan.

Untuk mengatasi tantangan ini, Gen Z dapat mengambil langkah-langkah inovatif. Pemanfaatan media sosial untuk menyebarkan edukasi tentang kesehatan mental adalah salah satunya. Banyak kreator konten muda yang kini berbagi pengalaman, tips, dan sumber daya untuk membantu sesama. Selain itu, inisiatif untuk menciptakan komunitas online yang aman dan saling mendukung juga menjadi solusi efektif. Di sinilah kaidah "Rahmatan Lil 'Alamin" dapat menjadi inspirasi, di mana karakter-karakter yang suportif dan saling membantu bisa menjadi inspirasi. Gen Z dapat mengadopsi semangat positif tersebut untuk membangun komunitas nyata, baik di lingkungan sekolah, kampus, maupun online, yang mengutamakan dukungan emosional dan pemahaman. Selain peran komunitas, edukasi dan literasi digital juga krusial dalam membentuk mental yang kuat pada Gen Z. Pendidikan tidak hanya harus fokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada kemampuan untuk memilah informasi, mengenali hoaks, dan menggunakan media sosial secara bijak. Orang tua dan institusi pendidikan, termasuk UNUSAmemiliki peran penting dalam membimbing Gen Z agar tidak terjebak dalam arus negatif media sosial. Mereka perlu diajarkan untuk membedakan antara realitas dan idealisasi yang ditampilkan di layar, serta membangun fondasi nilai diri yang kuat yang tidak bergantung pada validasi dari dunia maya. Dengan literasi digital yang memadai, Gen Z akan mampu memanfaatkan teknologi untuk tujuan yang lebih besar dan menghindari jebakan yang dapat merusak kesehatan mental mereka.

Penting bagi Gen Z untuk menemukan keseimbangan antara kehidupan di dunia maya dan dunia nyata. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat mengikis interaksi sosial secara langsung. Hal ini sejalan dengan temuan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan membuat para remaja membatasi interaksi sosial mereka. Menghabiskan waktu berkualitas di luar jaringan internet, seperti berolahraga, membaca buku, atau berkumpul dengan orang terdekat, dapat menjadi penyeimbang yang efektif untuk menjaga kesehatan mental. Keseimbangan ini akan membantu Gen Z untuk tetap terhubung dengan realitas dan membangun hubungan yang bermakna, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan mental mereka. Nilai-nilai ini sejalan dengan visi UNUSAmembentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mental yang sehat.


Gen Z yang memiliki kesehatan mental yang baik akan tumbuh menjadi individu yang kreatif, produktif, dan inovatif. Mereka tidak akan mudah menyerah pada tekanan dan lebih mampu berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa. Dengan mengintegrasikan nilai "Rahmatan Lil 'Alamin" dalam setiap langkahnya, sebagaimana yang ditanamkan di lingkungan UNUSA mereka akan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap sesama dan lingkungan. Mereka akan menggunakan kecanggihan teknologi bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kesejahteraan bersama. Dampak positif ini akan terlihat dari berbagai inovasi, mulai dari solusi teknologi untuk masalah sosial hingga gerakan sosial yang menginspirasi, yang semuanya berlandaskan pada etika dan moral yang kuat.

Menjaga kesehatan mental Gen Z di era digital bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga peran kolektif. Dengan mengadopsi kaidah "Rahmatan Lil 'Alamin" yang menjadi landasan pendidikan di UNUSA, Gen Z dapat menavigasi tantangan digital dengan bijak dan penuh empati. Mereka dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga matang secara emosional. Pada akhirnya, Gen Z yang sehat nya akan menjadi aset berharga bagi bangsa. Mereka akan menjadi generasi yang inovatif, berdaya saing, dan membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, mewujudkan harapan akan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Sumber: https://www.ejournal.kampusmelayu.ac.id/index.php/kaisa/article/download/497/pdf/2037



Komentar

Postingan populer dari blog ini

materi pancasila ibu dpr

perayaan kemerdekaan : merayakan dengan semangat kepedulian (TUGAS MY HOLIDAY 2024)